ZonaSemu, Bukan hanya soal lapangan stadion yang buruk, ada sejumlah ketidaknyamanan lain yang dialami tim nasional Indonesia di kandang Turkmenistan. Apa saja?
Indonesia menahan imbang 1-1 Turkmenistan dalam laga di Ashgabat Olympic Stadium, Turkmenistan, Sabtu (23/7/2011) malam WIB. Pertandingan digelar di lapangan yang permukaannya buruk. Dilansir dari situs resmi PSSI, pelatih Wim Risjbergen sampai geleng-geleng kepala terkait kondisi lapangan.
Terkait buruknya lapangan ini, manajemen timnas sempat mempertanyakan kelayakannya kepada perwakilan FIFA di sana. "Bukan Cuma protes, bahkan kita sengaja mendatangi perwakilan AFC dan FIFA di Turkmenistan untuk menanyakan soal lapangan. Namun, mereka juga angkat tangan. Mau bagaimana lagi?," ungkap Desy Christina, media officer timnas senior.
Ketidaknyamanan lain yang dialami timnas adalah terkait pelayanan dari panpel lokal. Timnas disebutkan tidak mendapatkan Liasion Officer (LO) tetap selama tetap selama di Turkmenistan. Ketika diberikan LO pengganti, malah tidak bisa berbahasa Inggris sama sekali.
"Walhasil, komunikasi pun harus memakai bahasa tubuh atau isyarat. Banyak kejadian lucu jadinya," ungkap Desy.
Kesulitan lainnya yang didapat di Turkmenistan adalah terbatasnya akses internet dan masalah pada sambungan telepon internasional. Bahkan, demi mendapatkan koneksi internet, ofisial timnas sampai harus meminjam akses ke Federasi sepakbola Turkmenistan.
http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2011/07/24/133900/1688112/76/tak-nyaman-di-turkmenistan?b99110370Terkait buruknya lapangan ini, manajemen timnas sempat mempertanyakan kelayakannya kepada perwakilan FIFA di sana. "Bukan Cuma protes, bahkan kita sengaja mendatangi perwakilan AFC dan FIFA di Turkmenistan untuk menanyakan soal lapangan. Namun, mereka juga angkat tangan. Mau bagaimana lagi?," ungkap Desy Christina, media officer timnas senior.
Ketidaknyamanan lain yang dialami timnas adalah terkait pelayanan dari panpel lokal. Timnas disebutkan tidak mendapatkan Liasion Officer (LO) tetap selama tetap selama di Turkmenistan. Ketika diberikan LO pengganti, malah tidak bisa berbahasa Inggris sama sekali.
"Walhasil, komunikasi pun harus memakai bahasa tubuh atau isyarat. Banyak kejadian lucu jadinya," ungkap Desy.
Kesulitan lainnya yang didapat di Turkmenistan adalah terbatasnya akses internet dan masalah pada sambungan telepon internasional. Bahkan, demi mendapatkan koneksi internet, ofisial timnas sampai harus meminjam akses ke Federasi sepakbola Turkmenistan.
Jangan Lupa Di Like Ya Gan...