Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih kelompok manusia untuk melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan. Perang secara purba di maknai sebagai pertikaian bersenjata.
Di era modern, perang lebih mengarah pada superioritas teknologi dan industri.
Hal ini tercermin dari doktrin angkatan perangnya seperti "Barang siapa menguasai ketinggian maka menguasai dunia". Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan atas ketinggian harus dicapai oleh teknologi.
Namun kata perang tidak lagi berperan sebagai kata kerja, namun sudah bergeser pada kata sifat. Yang memopulerkan hal ini adalah para jurnalis, sehingga lambat laun pergeseran ini mendapatkan posisinya, namun secara umum perang berarti "pertentangan".—Wikipedia
Membahas tentang peperangan, dari sebuah buku tentang puasa yang saya baca menjelaskan, bahwa ketika seseorang akan terjun ke medan berperang, setiap pribadi prajurit memerlukan otot yang kuat dan badan yang tegap. Semua itu sebagai modal disaat menempuh perjalanan yang jauh. Yang terkadang menaiki dataran tinggi, melewati bukit, gunung, menejelajahi lembah hingga mengharuskan berenang melewati sungai supaya bisa tiba pada wilayah musuh dan kemudian menaklukannya. Belum lagi harus membawa senjata dan perbekalan lainnya.
Berperang merupakan sebuah pekerjaan yang sangat berat dan membutuhkan kekuatan fisik. Mekanismenya, fisik membutuhkan makanan dan minuman secara kontinyu, paling tidak di saat energi terkuras. Akan tetapi ada sebuah fenomena menarik...
Dari segi kesehatan: seorang tentara yang berpuasa disinyalir lebih kuat dari tentara yang selalu makan dan minum (tidak puasa).
Pembaca, perlu kita ketahui bahwa melakukan ibadah puasa memberikan kekuatan pada tubuh dan memperteguh keyakinan dan memberikan spirit keimanan. Secara ilmu kesehatan, ada sebuah analisa yang menjelaskan bahwa seseorang yang berpuasa akan memiliki tekad kuat dan berkeinginan teguh, sedangkan prajurit yang tidak berpuasa cenderung malas, mengantuk, dan lemas karena darah terpompa ke alat-alat pencernaan untuk mencerna makanan yang ada di dalam perut yang akan melemaskan dan mengantuk.
Sedangkan pada tubuh seorang prajurit yang melakukan puasa, lemak yang ada pada tubuhnya akan berkurang sehingga akan menimbulkan kekuatan, merasakan bobot tubuhnya ringan, gesit, dan penuh energi sehingga tetap fit di medan perang.
Dalam sejarah Islam dan berbagai disiplin ilmu maupun yang tertuang dalam Al Qur'an dan As Sunah telah memberikan referensi yang memberikan gambaran bagaimana kondisi orang-orang dulu berperang dalam kondisi berpuasa. Dijelaskan bahwa berpuasa saat berperang memberikan kekuatan, keteguhan, kesehatan, dan hal-hal penting lainnya dalam tubuh.
Pembaca, demikian informasi tentang perbedaan prajurit yang berpuasa dengan yang tidak... Namun, sejatinya orang yang benar-benar kuat berperang adalah orang yang kuat memerangi hawa nafsu. Semoga berdampak positif, Selamat menjalankan ibadah shaum, semoga sukses memerangi hawa nafsu :) [referensi: Rahasia Pengobatan dengan Puasa (Arkan)[adetruna.com]
Jangan Lupa Di Like Ya Gan...
http://fashingnet.com/